Senin, 03 November 2014

Tugas 2 (Teori Organisasi Umum)

Soal :
1.      Pengertian Konflik, Sumber-sumber dan Jenis-jenis ?
2.      Strategi Penyelesaian Konflik ?
3.      Pengertian Komunikasi, hambatan dan unsur komunikasi?
4.      Pengertian koordinasi yang efektif?

Jawab :
1.      Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Sumber-Sumber Konflik

Menurut Anoraga Suatu Konflik bersumber dari :
1.      Perbedaan Pendapat
terjadi karena pebedaan pendapat dimana masing-masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada yang mau
mengakui kesalahan, dan apabila perbedaan pendapat tersebut amat tajam maka dapat menimbulkan rasa kurang enak, ketegangan dan sebagainya.
2.      Salah Paham
Misalnya tindakan dari seseorang yang tujuan sebenarnya baik tetapi diterima sebaliknya oleh individu yang lain.
3.      Ada Pihak yang dirugikan
Tindakan salah satu pihak mungkin dianggap merugikan yang lain atau masing-masing pihak merasa dirugikan pihak lain sehingga seseorang yang dirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau bahkan membenci.
4.      Perasaan Sensitif
Seseorang yang terlalu perasa sehingga sering menyalah artikan tindakan orang lain.

            Sedangkan Handoko berpendapat bahwa konflik bersumber dari :
1.      Komunikasi
salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan
tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.
2.      Struktur
pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber-sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.
3.      Pribadi
Ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka dan perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi.

Berbeda dengan Mangkunegara bahwa penyebab konflik dalam organisasi adalah:
1.      Koordinasi kerja yang tidak dilakukan.
2.      Ketergantungan dalam pelaksanaan tugas.
3.      Tugas yang tidak jelas (tidak ada diskripsi jabatan).
4.      Perbedaan dalam orientasi kerja.
5.      Perbedaan dalam memahami tujuan organisasi.
6.      Perbedaan persepsi.
7.      Sistem kompetensi intensif (reward).
8.      Strategi permotivasi yang tidak tepat.

Jenis-jenis Konflik Organisasi
1.      Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
2.      Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
3.      Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
4.      Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
5.      Konflik antar atau tidak antar agama
6.      Konflik antar politik.
7.      konflik individu dengan kelompok


2.      Strategi Penyelesaian Konflik
1.      Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya.
2.      Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain.
3.      Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda.
4.      Kompromi atau Negosisasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
5.      Memecahkan masalah atau kolaborasi
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.

3.      Pengertian Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif atau tidaknya penyampaian pesan atau perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward communication), bawahan dengan atasan (upward communication), maupun antar anggota yang jabatannya setaraf (lateral communication).

Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain.

Unsur-unsur komunikasi dalam organisasi
Ada 5 unsur yang terkandung dalam komunikasi:
1.      Komunikator (communicator) yaitu memberi berita,dalam hal ini adalah orang yang berbicara, pengirim berita atau orang yang memberitakan.
2.      Menyampaikan Informasi atau berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan,mengirim ataupun menyiarkan.
3.      Berita-berita ( Message ) yang disampaikan dapat dalam bentuk perintah,laporan atau saran.
4.      Komunikan (communicate) yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung yang menerima informasi atau berita.
5.      Reaksi atau tanggapan (respon) yaitu dalam bentuk tanggapan atau reaksi.

Hambatan Komunikasi dalam Organisasi:
Berikut ini beberapa hambatan dalam berkomunikasi secara efektif:
1.      Filtering, yaitu pengirim pesan memanipulasi informasi sehingga informasi tersebut seakan-akan terlihat menguntungkan.
2.      Selective perception, yaitu penerima pesan dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar pesan tersebut berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, dan berbagai karakteristik pribadinya.
3.      Information overload, yaitu informasi yang kita terima melebihi kapasitas kita dalam memproses/mengolah informasi tersebut.
4.      Emotions, yaitu interpretasi yang berbeda terhadap informasi saat kita sedang sedih dengan saat kita merasa senang.
5.      Language atau bahasa, yaitu ketidakpahaman terhadap bahasa atau istilah-istilah tertentu antara satu orang dengan yang lain.
6.      Silence, yaitu tidak adanya komunikasi
7.      Communcation apprehention, yaitu ketakutan/kecemasan seseorang untuk berkomunikasi
8.      Lying, atau berbohong.

4.      Pengertian Koordinasi yang efektif.
Koordinasi didefinisikan sebagai proses pengintegrasian (penyatuan) tujuan dan kegiatan perusahaan pada satuan yang terpisah dalam suatuorganisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.

Pedoman Koordinasi :

1. Koordinasi harus terpusat, sehingga ada unsur pengendalian guna menghindari tiap bagian bergeraksendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap bagian, ingatbahwa organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang punya kebutuhan dankeinginan berbeda.
2. Koordinasi harus terpadu,keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling mengisi dan memberi.
3. Koordinasi harus berkesinambungan,yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu terjadi, selaludiusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.
4. Koordinasi harus menggunakan pendekatan multi instansional, dengan wujud saling memberikan informasi yang relevan untuk menghindarkan saling tumpang tindih tugas yang satu dengan tugas yang lain

PENDEKATAN KOORDINASI YANG EFEKTIF

Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi.


SUMBER :

http://prisiliarahma.blog.com/2011/10/26/pentingnya-koordinasi-dalam-organisasi/